Berbagi Ilmu ~ Menyebar Sunnah

Berbagi Ilmu ~ Menyebar Sunnah

Kontroversi Ustad Abdul Somad Tentang Nabi Muhammad tidak bisa mewujudkan Rahmatan Lil 'Alamin


Lagi-lagi Ustad Abdul Somad buat blunder saat ceramah di acara Muktamar HTI di Riau, Abdul Somad mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak bisa mewujudkan Rahmatan Lil Alamin selama 40 tahun, bahkan setelah turun wahyu selama 13 tahun Nabi Muhammad juga tidak bisa mewujudkan Rahmatan Lil Alamin karena berada di bawah tekanan. Ini jelas-jelas satu penghinaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, karena beliau diturunkan untuk mewujudkan rahmatan lil 'alamin bagi seluruh manusia.
Abdul Somad berkata: “Kapan Rahmatan Lil Alamin itu dapat diwujudkan? Bukan dengan kenabian, bukan dengan Al-Quran di tangan tapi setelah tegaknya Khilafatin Nubuwwah.” Dia mengatakan bahwa tidak ada yang dapatkan mewujudkan Rahmatan Lil Alamin selain Khilafatin Nubuwwah, Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah (Sambil dijawab dengan teriakan takbir).
“Jika seluruh umat tidak memperdulikan khilafah ini, maka dia sudah menyia-nyiakan pesan Nabi Muhammad SAW”. ujarnya.
Dia menambahkan, “Dosa terbesar dalam umat ini bukanlah minum Khamar karena dia akan mabuk untuk dirinya sendiri, andai ada orang berzina mungkin mudlarat itu hanya untuk mereka berdua dan keluarganya, tapi ketika khilafah ini disia-siakan maka tak terwujudnya Rahmatan Lil Alamin dirasakan oleh mulai sejak ikan lumba-lumba yang dipertontonkan di tengah anak-anak yang mestinya mendapatkan keadilan sampai kepada anak yatim, anak yang dalam fitroh, sampai ke alam semesta tidak mendapatkan Rahmatan Lil Alamin. Apa sebabnya?. “Karena tidak tegaknya khilfah (teriakan takbir)”. Jawabnya.
Padahal dalam riwayat-riwayat dan para ahli Tafsir menjelaskan bahwa penciptaan Nabi Muhammad SAW adalah Rahmatan Lil Alamin bagi semua umat manusia, berikut penjelasan detailnya.
Baca: 
Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa Islam adalah agama rahmatan lil’alamin. Islam adalah agama perdamaian, yang sangat toleran, penuh dengan kelembutan serta kasih sayang dan tidak mungkin menebarkan kekerasan, terorisme, kebencian dan lain sebagainya. Apa sebenarnya makna rahmatan lil’alamin tersebut?. Apa sebenarnya pengertian dan maksud dari kalimat tersebut?
Agar kita tidak salah memahami dari kalimat tersebut, mari kita lihat beberapa tafsir dari ayat yang menjadi sumber kalimat tersebut, yaitu Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.
Pengertian Rahmatan Lil’Alamin Menurut Bahasa
Berikut adalah arti rahmatan lil’alamin jika ditinjau dari segi bahasa (arab)

الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ

rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur).
Dalam konteks penggunaan istilah ini Ar-Raghib al-Ashfahani menguraikan bahwa ar-rahmah kadang berkonotasi al-riqqah (kelembutan) atau berkonotasi al-ihsân (kebajikan); [1] atau al-khayr (kebaikan) dan an-ni’mah (kenikmatan). Karena itu kata ini termasuk ke dalam lafal yang berserikat di dalamnya lebih dari satu makna (lafzh musytarak) [2] Pemaknaannya ditentukan oleh indikasi lainnya [3]
Dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Dengan demikian Rahmatan lil’alamin secara bahasa adalah kasih sayang bagi seluruh alam. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
Penafsiran Rahmatan Lil’Alamin Menurut Para Ahli Tafsir
Makna Rahmatan Lil’Alamin Menurut Ibnu Katsir, berikut adalah kutipan isi tafsir Ibnu Katsir, surat Al-Anbiya ayat 107. Pada ayat ini (QS. Al Anbiya: 107) Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada kita bahwa Dia telah menciptakan Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Salam  sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), artinya, Dia mengirimnya sebagai rahmat untuk semua orang. Barangsiapa menerima rahmat ini dan berterima kasih atas berkah ini, dia akan bahagia di dunia dan akhirat. Namun, barangsiapa menolak dan mengingkarinya, dunia dan akhirat akan lepas darinya, seperti yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّواْ قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ – جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah (perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah) dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ibrahim:28-29)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman dalam Al Qur’an:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ هُدًى وَشِفَآءٌ وَالَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ فِى ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُوْلَـئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍ بَعِيدٍ

“Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quraan itu suatu kegelapan bagi mereka (tidak memberi petunjuk bagi mereka). Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat:44)
Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya: Ibnu Abi‚ Umar telah menceritakan ke kami, Marwan Al-Fayari menceritakan ke kami, dari Yazid bin Kisan, dari Ibnu Abi Hazim bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, bahwa telah dikatakan, “Wahai Rasulullah, berdoalah menentang kaum Musyrikin.”
Beliau berkata:

إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَة

“Saya tidak dikirim sebagai kutukan, melainkan sebagai rahmat.”
Jadi sudah jelas sekali bahwa Ustad Abdul Somad mengartikan pemahamannya terkait Rahmatan Lil Alamin hanya untuk memperlihatkan kepada komunitasnya bahwa Khilafah itu penting sekali, padahal Allah SWT, Nabi dan para sahabatnya tidak satupun yang menyerukan membuat negara Islam. 
Sumber : SalafyNews.com

Tag : Aktual, Dakwah
0 Comments for "Kontroversi Ustad Abdul Somad Tentang Nabi Muhammad tidak bisa mewujudkan Rahmatan Lil 'Alamin "

Back To Top