Kisah berikut menunjukkan bagaimana bahaya kesyirikan. Namun
di sekitar kita menganggap sebagai hal yang biasa dan ringan. Padahal sesaji
walau dengan lalat saja bisa menyebabkan seseorang masuk neraka, apalagi jika
dengan tumbal kepala kerbau dan sesaji lainnya. Karena kejahilan membuat kita
tidak paham akan bahayanya syirik.
عن طارق بن شهاب، أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال: (دخل الجنة رجل في ذباب، ودخل النار رجل في ذباب) قالوا: وكيف ذلك يا
رسول الله؟! قال: (مر رجلان على قوم لهم صنم لا يجوزه أحد حتى يقرب له شيئاً،
فقالوا لأحدهما قرب قال: ليس عندي شيء أقرب قالوا له: قرب ولو ذباباً، فقرب
ذباباً، فخلوا سبيله، فدخل النار، وقالوا للآخر: قرب، فقال: ما كنت لأقرب لأحد
شيئاً دون الله عز وجل، فضربوا عنقه فدخل الجنة)
Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang
lelaki yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang
masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal
itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang
melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang
diperbolehkan melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan
sesaji) sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada
salah satu di antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku
tidak punya apa-apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah,
walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor lalat,
sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan.
Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang
yang satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk
sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya.
Karena itulah, ia masuk surga.”
Status hadits:
Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Az Zuhud hal. 15,
dari Thoriq bin Syihab dari Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu. Hadits
tersebut dikeluarkan pula oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah 1: 203, Ibnu Abi
Syaibah dalam mushonnafnya 6: 477, 33028. Hadits ini mauquf shahih, hanya
sampai sahabat. Lihat tahqiq Syaikh ‘Abdul Qodir Al Arnauth terhadap Kitab
Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab hal. 49, terbitan Darus
Salam.
Al Hadizh mengatakan bahwa jika Thoriq bertemu Nabi
-shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka ia adalah sahabat. Kalau tidak terbukti
ia mendengar dari Nabi, maka riwayatnya adalah mursal shohabiy dan
seperti itu maqbul atau diterima menurut pendapat yang rojih
(terkuat). Ibnu Hibban menegaskan bahwa Thoriq wafat tahun 38 H. Lihat Fathul
Majid, hal. 161, terbitan Darul Ifta’.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Hadits di atas menunjukkan bahaya syirik walau pada
sesuatu yang dinilai kecil atau remeh.
2- Jika sesaji dengan lalat saja bisa menyebabkan masuk
neraka, bagaimana lagi dengan unta, atau berqurban berkorban untuk mayit atau
selain itu?!
3- Hadits tersebut menjadi pelajaran bahwa sesaji yang biasa
dilakukan oleh sebagian orang awam di negeri kita adalah suatu kesyirikan.
4- Syirik menyebabkan pelakunya masuk neraka sedangkan tauhid
mengantarkan pada surga.
5- Seseorang bisa saja terjerumus dalam kesyirikan sedangkan
ia tidak mengetahui bahwa perbuatan tersebut syirik yang menyebabkan dia
terjerumus dalam neraka nantinya.
6- Hadits tersebut juga menunjukkan bahayanya dosa walau dianggap
sesuatu yang kecil. Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Kalian
mengamalkan suatu amalan yang disangka ringan, namun kami yang hidup di masa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggapnya sebagai suatu petaka yang amat
besar.”
7- Orang tersebut masuk neraka karena amalan yang awalnya
tidak ia maksudkan, ia hanya ingin lepas dari kejahatan kaum yang memiliki
berhala tersebut.
8- Seorang muslim yang melakukan kesyirikan, batallah
islamnya dan menyebabkan ia masuk neraka karena laki-laki yang diceritakan
dalam hadits di atas adalah muslim. Makanya di dalam hadits disebutkan,
“Seseorang masuk neraka karena lalat”. Ini berarti sebelumnya dia adalah
muslim.
9- Yang jadi patokan adalah amalan hati, walau secara
lahiriyah amalan yang dilakukan terlihat ringan atau sepele.
10- Hadits ini menunjukkan bahwa sembelihan, penyajian
tumbal, sesaji adalah ibadah. Jika ada yang memalingkan ibadah tersebut pada
selain Allah, maka ia terjerumus dalam syirik akbar yang mengeluarkan
dari Islam.
11- Hadits di atas menunjukkan keutamaan, keagungan dan
besarnya balasan tauhid.
12- Hadits tersebut juga menunjukkan keutamaan sabar di atas
kebenaran dan ketauhidan.
Wallahul muwaffiq.
Referensi:
Al Mulakhosh fii Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh Dr. Sholih bin
Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, terbitan Darul ‘Ashimah, cetakan pertama, 1422
H.
Fathul Majid Syarh Kitabit Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin
Hasan Alu Syaikh, terbitan Darul Ifta’, cetakan ketujuh, 1431 H.
Hasyiyah Kitab At Tauhid, Syaikh ‘Abdurrahman bin
Muhammad bin Qosim, cetakan keenam, tahun 1432 H.
_______________________________________________________________
0 Comments for "Masuk Surga/Neraka Gara-Gara Seekor Lalat"