Kita awali dengan sebuah kisah keajaiban sedekah. Kisah
yang menunjukkan bagaimana Allah sangat
menghargai amal hamba. Tuhan Yang Maha Mendengar tidak akan menyia-nyiakan kebaikan makhluk yang Dia ciptakan.
menghargai amal hamba. Tuhan Yang Maha Mendengar tidak akan menyia-nyiakan kebaikan makhluk yang Dia ciptakan.
Tersebutlah seorang ibu solihah. Beliau memiliki seorang
putra yang menjadi tulang punggung keluarga. Di rumahnya yang penuh
keterbatasan, sang ibu menunggu kapan putranya pulang. Dia pergi melakukan
safar yang jauh. Hingga sang ibu putus asa, sementara sisa makanan tinggal
cukup beberapa hari.
Suatu hari sang ibu sedang bersiap untuk menyantap makan
siangnya. Ketika beliau mengambil suapan pertama dan siap untuk dilahap,
tiba-tiba di depan pintu ada pengemis yang meminta makanan. Beliaupun tidak
jadi melanjutkan suapannya. Beliau menaruh suapannya dan menyerahkan satu porsi
makanan itu ke pengemis. Sehari itu, sang ibu menahan lapar.
Ternyata selang beberapa hari, tibalah putranya yang lama
dia nantikan. Mulailah dia bercerita tentang kejadian yang luar biasa kepada
ibunya,
Ada kejadian luar biasa yang aku alami. Setelah beberapa
hari saya melintasi jalur di daerah tertentu, tiba-tiba keluar seekor singa.
Sehingga akupun memegang erat punggung keledai yang aku naiki. Namun singa itu
menyerang keledai. Dan kuku singa itu telah mengoyak jaket yang aku bawa, baju
dan jubahku. Ketika cakarnya menghantam badanku, saya tercengang dan hampir
hilang ingatan. Singa inipun membawaku dan menyeretku ke belukar yang tidak
jauh. Dia bersiap untuk mengoyakku.
Tiba-tiba saya melihat orang berbadan besar, wajah dan
bajunya putih, datang dan langsung memegang singa tanpa senjata. Dia naik dan
pergi menghilang.
Ketika itu, orang besar tadi mengatakan: ‘Berdirilah wahai
singa, satu suapan dengan satu suapan.’ Singa itupun berdiri dan lari
meninggalkanku.
Akupun mencari lelaki itu, dan aku tidak berhasil
menemukannya. Saya duduk menenangkan diri di tempat itu dan kembali mengambil
bekal makananku. Akupun memperhatikan badanku, ternyata tidak ada satupun yang
terluka. Kulanjutkan perjalanan, hingga aku bisa menyusul rombongan. Mereka
sangat terheran melihat kejadian yang kualami. Namun saya kebingungan, apa
makna ‘satu suapan dengan satu suapan.’
Mendengar ini, sang ibu memahami. Karena kejadian itu
bersamaan dengan peristiwa saat beliau memberikan sedekah makanan. Beliau tidak
sempat menelan satu suap, dan diberikan kepada orang yang membutuhkan. Dengan
itu, Allah selamatkan anaknya dari ‘suap’ singa.
[Kisah ini disebutkan oleh At-Tanuji dalam kitab: Al-Faraj
ba’da As-Syiddah]
Sejuta Keajaiban Sedekah
Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya.
Sedekah berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah
berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang
merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak
lain. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut
sedekah sebagai 'burhan' (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik Al-Asy'ari, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ،
وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
"Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti,
sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau
sebaliknya, menjadi penuntutmu." (HR. Muslim 223).
Sedekah disebut 'burhan' karena sedekah merupakan bukti
kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat
seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik
dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat
orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman
memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ
أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ
فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada
kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: "Ya
Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku
menjadi orang shaleh." (QS. Al-Munafiqun: 10).
Untuk itulah, seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat
kebaikan dengan bersedekah, memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,
لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ
"Kalian tidak akan mendapatkan kebaikan, sampai
kalian infakkan apa yang kalian cintai." (QS. Ali Imran: 92)
Hadis berbicara tentang keajaiban Sedekah
a. Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صدقة السر تطفىء غضب الرب
"Sedekah dengan rahasia bisa memadamkan murka
Allah" (Shahih At-Targhib, 888)
b. Dari Ka'b bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
والصدقة تطفىء الخطيئة كما يطفىء الماء النار
“Sedekah bisa memadamkan dosa, sebagaimana air bisa
memadamkan api”. (Shahih At-Targhib, 866)
c. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفئ عن أهلها حر القبور وإنما يستظل المؤمن يوم القيامة
في ظل صدقته
"Sesungguhnya sedekah akan memadamkan panas kubur
bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin akan berlindung di
bawah naungan sedekahnya." (Silsilah As-Shahihah, 3484).
Yazid – salah seorang perawi yang membawakan hadis ini –
menceritakan: 'Dulu si Martsad, setiap kali melakukan satu dosa di hari itu
maka dia akan bersedekah dengan apa yang dia miliki, meskipun hanya dengan
secuil kue atau bawang.' (As-Silsilah As-Shahihah, 872).
d. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
داووا مرضاكم بالصدقة
"Obati orang sakit di antara kalian dengan
sedekah." (Shahih At-Targhib, 744).
Ibnu Syaqiq menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya
kepada Ibnul Mubarak – guru Imam Bukhari -: 'Saya memiliki luka di lutut
selama tujuh tahun, sudah coba diobati dengan berbagai macam cara, sudah
konsultasi dokter dan tidak ada perubahan.' Ibnul Mubarak menyarankan, 'Buatlah
sumur di daerah yang membutuhkan air. Saya berharap akan menghasilkan sumber
air dan menyumbat darah yang keluar.' Diapun melakukannya dan sembuh.
(Shahih At-Targhib)
e. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ
يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا،
وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Setiap datang waktu pagi, ada dua malaikat yang
turun dan keduanya berdoa. Malaikat pertama memohon kepada Allah, 'Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang memberi nafkah', sementara malaikat satunya
berdoa, 'Ya Allah, berikan kehancuran bagi orang yang pelit.' (HR. Bukhari
& Muslim).
f. Dari Al-Harits Al-Asy'ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bercerita tentang wasiat Nabi Yahya kepada bani israil.
Salah satu isi wasiat itu, Nabi Yahya mengatakan,
وآمركم بالصدقة ومثل ذلك كمثل رجل أسره العدو فأوثقوا يده إلى عنقه
وقربوه ليضربوا عنقه فجعل يقول هل لكم أن أفدي نفسي منكم وجعل يعطي القليل والكثير
حتى فدى نفسه
Aku perintahkan kalian untuk banyak sedekah. Perumpamaan
sedekah seperti orang orang yang ditawan oleh musuhnya dan tangannya diikat di
lehernya. Ketika mereka hendak dipenggal kepalanya, dia bertanya: 'Bolehkah aku
tebus diriku sehingga tidak kalian bunuh.' Kemudian dia memberikan yang
dimiliki, sedikit atau banyak, sampai dia berhasil menebus dirinya. (Shahih
At-Targhib, 877).
Betapa luar biasanya pengaruh sedekah. Setiap dosa dan
kesalahan yang dilakukan manusia merupakan ancaman baginya. Tumpukan dosa itu
cepat atau lambat akan membinasakannya. Namun dia bisa selamat dari ancaman ini
dengan memperbanyak sedekah, sampai dia bisa bebas dari neraka.
g. Sedekah sama sekali tidak mengurangi harta
Itulah jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sedekah tidak akan mengurangi harta" (HR.
Muslim)
h. Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
ذكر لي أن الأعمال تباهي، فتقول الصدقة: أنا أفضلكم
"Diceritakan kepadaku bahwa semua amal akan saling
dibanggakan. Kemudia amal sedekah mengatakan: 'Saya yang paling utama diantara
kalian'" (Shahih At-Targhib)
Hadis di atas hanya sebagian riwayat yang menunjukkan
keajaiban Sedekah. Masih banyak riwayat lain yang menyebutkan keajaiban
Sedekah. Mengingat demikian besar keutamaan ini, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengizinkan umatnya untuk mengharapkan kenikmatan yang
Allah berikan kepada dua jenis manusia, salah satunya adalah orang yang Allah
beri harta, dan dia rajin bersedekah siang dan malam. (HR. Bukhari &
Muslim).
Sedekah yang Paling Utama
Sedekah dengan banyak keutamaan di atas, tentu saja nilainya
bertingkat-tingkat sesuai keadaan ketika bersedekah. Berikut beberapa keadaan
yang menyebabkan sedekah kita nilainya lebih utama dari pada sedekah normal,
Pertama, sedekah secara rahasia
Merahasiakan sedekah akan lebih mendekati ikhlas. Karena
itulah nilainya lebih besar dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah
berfirman,
إِن تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِىَ وَإِن تُخْفُوهَا
وَتؤْتُوهَا الفُقَرَاءِ فَهُوَ خَيرٌ لَّكُمْ
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah
baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada
orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.." (QS.
Al-Baqarah: 271).
Kedua, sedekah ketika masih sehat, kuat, dan punya
harapan hidup lebih lama
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada
seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
'Sedekah seperti apakah yang paling besar pahalanya?' beliau menjawab:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ،
وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ
لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
"Engkau bersedekah ketika kamu masih sehat, rakus
dengan dunia, takut miskim, dan bercita-cita jadi orang kaya. Jangan tunda
sedekah sampai ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu mengatakan: 'Untuk si A
sekian, si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang lain (melalui warisan).' (HR.
Bukhari & Muslim)
Pada saat sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh
harta, dan cinta harta dan kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan
membutuhkan perjuangan yang lebih besar untuk melawan nafsunya, dibandingkan
sedekah yang dilakukan oleh orang yang tidak lagi punya harapan banyak dengan
kehidupan dunia karena sudah tua.
Ketiga, sedekah yang diberikan setelah menunaikan
kewajiban nafkah keluarga
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ
تَعُولُ
"Sebaik-baik sedekah adalah harta sisa selain jatah
nafkah keluarga. Mulailah dari orang yang wajib kamu nafkahi." (HR.
Bukhari & Muslim)
Sedekah ini bernilai lebih baik, karena dilakukan tanpa
menelantarkan kewajibannya. Mengingat kaidah baku dalam syariat, amal wajib
lebih didahulukan dari pada amal sunah.
Keempat, sedekah pada saat krisis
Orang yang memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah,
menunjukkan keseriusan dia dalam beramal, disamping sikap istiqamah yang dia
lakukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham." Para sahabat
bertanya, 'Bagaimana bia demikian'
كان لرجل درهمان تصدق بأحدهما، وانطلق رجل إلى عرض ماله، فأخذ منه
مائة ألف درهم فتصدق بها
"Ada orang yang memiliki 2 dirham, kemudian dia
sedekahkan satu dirham. Sementara itu ada orang yang memiliki banyak harta,
kemudian dia mengambil seratus ribu dirham untuk sedekah." (HR.
Nasai dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Kelima, nafkah untuk keluarga
Barangkali banyak kepala keluarga yang belum terbayang,
ternyata nafkah yang kita berikan kepada kelurga sejatinya bisa bernilai
pahala. Dengan syarat, dilakukan dalam rangka mengharap pahala Allah. Nabishallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الرجل إذا أنفق النفقة على أهله يحتسبها كانت له صدقة
"Seseorang yang memberikan nafkah kepada keluarganya
dengan mengharap pahala dr Allah maka itu bernilai sedekah." (HR.
Bukhari & Muslim)
Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada
Allah, nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin.
Karena nafkah keluarga hukumnya wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أربعة دنانير: دينار أعطيته مسكيناً، ودينار أعطيته في رقبةٍ، ودينار
أنفقته في سبيل الله، ودينار أنفقته على أهلك، أفضلها الدينار الذي أنفقته على
أهلك
“Ada 4 dinar: satu dinar kau berikan ke orang miskin,
satu dinar kau sumbangkan untuk pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi
sabililllah, dan satu dinar yang kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang paling
utama adalah satu dinar yang kau nafkahkan untuk keluarga”. (HR. Muslim)
Keenam, sedekah kepada kerabat
Sedekah ini lebih utama karena nilainya ganda: sedekah
sekaligus mempererat silatur rahim. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصدقة على المسكين صدقة، وهي على ذي الرحم اثنتان صدقة وصلة
“Sedekah kepada orang miskin nilainya hanya sedekah.
Sedekah kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan menyambung silaturrahim.” (HR.
Ahmad, Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Semoga bermanfaat
Allahu a'lam
Artikel www.PengusahaMuslim.com
0 Comments for "Keajaiban Sedekah"