Allah. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Jibril, ketika malaikat Jibril ditanya tentang iman, kemudian dijawab oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallaam, “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya. Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan terhadap takdir yang baik dan yang buruk.” (H.R. Muslim). Hal ini berarti tidak sah keimanan seseorang sehingga dia beriman dengan benar terhadap malaikat-malaikat Allah. Bagaimana keimanan yang benar terhadap para malaikat? Mari kita simak penjelasan berikut.
Keimanan seorang mukmin terhadap malaikat harus mengandung
hal-hal berikut :
· Beriman terhadap wujud
(keberadaan) para malaikat.
· Beriman terhadap nama-nama malaikat.
· Beriman terhadap sifat-sifat malaikat.
· Beriman terhadap amalan-amalan dan tugas-tugas malaikat. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin)
Tidak sah
keimanan seseorang kepada para malaikat kecuali harus mencakup keempat unsur
tersebut, baik berupa keimanan yang mujmaal (global)
maupun tafshiil (terperinci). Barangsiapa yang mengingkarinya berarti
batal keimanannya kepada malaikat Allah dan batal seluruh keimanannya.
Wujud
Malaikat
Termasuk syarat sah keimanan seseorang kepada malaikat
adalah mengimani wujud (keberadaan) malaikat. Malaikat adalah makhluk yang
Allah ciptakan dari cahaya. Wujud mereka benar-benar ada, tidak sebagaimana
keyakinan orang-orang yang sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan
malaikat sebagai makhluk (mereka mengingkari jism malaikat). Mereka
mengatakan bahwa malaikat hanyalah kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan
baik yang tersembunyi dalam diri para makhluk. Anggapan seperti ini berarti
mereka telah mendustakan Al Quran, hadist-hadist Nabi yang shahih,
dan ijmaa’ (kesepakatan) kaum muslimin. Padalah
Allah Ta’ala berfirman,
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ جَاعِلِ
الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً أُوْلِى أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ
فِي الْخَلْقِ مَايَشَآءُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi. Yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Faathir:1)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلاَئِكَةُ
يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa
orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata)
:”Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar” (QS. Al Anfaal:50)
Di dalam shahih Bukhari juga disebutkan, dari Abu Hurairah
dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika Allah
mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berfirman bahwasanya
Allah mencintai fulan maka cintailah fulan, dan Jibril pun mencintainya.
Kemudian Jibril pun mengumumkan kepada penghun langit bahwasnya Allah mencintai
fulan, maka cintailah ia, dan para penghuni langit pun mencintai fulan. Kemudian
dikabulkanlah permohonanya di dunia” (H.R. Bukhori)
Dalil-dalil di atas secara gamblang menjelaskan bahwa
malaikat itu makhluk yang diciptakan Allah (berjism) dan bukanlah kekuatan
maknawi sebagaiamana anggapan orang-orang sesat, dan kaum muslimin telah ijma’
(bersepakat) berdasarkan dalil-dalil tersebut. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh
Ibnu Utsaimin)
Penamaan Malaikat
Malaikat-malaikat Allah memiliki nama. Kewajiban kita adalah
beriman secara global bahwa para malaikat memiliki nama. Kita beriman dengan
nama-nama yang secara rinci telah disebutkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di
antara nama-nama malaikat adalah Jibril, Mikail, serta Isrofil.
Kita juga
beriman secara global adanya malaikat-malaikat Allah yang tidak kita ketahui
namanya. Tidak boleh seseorang menamakan malaikat tanpa ada dalil-dali yang
shahih dari Al Quran dan As Sunnah.
Bentuk
dan Sifat Malaikat
Kita wajib mengimani sifat malaikat yang Allah dan Rasul-Nya
beritakan kepada kita. Baik itu sifat berupa sifat kholqiyah maupun
sifat khuluqiyah. Sifat kholqiyah yaitu sifat berupa bentuk
/wujud/fisik malaikat. Seperti tentang sifat Malaikat Jibril yang disebutkan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah melihat
malaikat Jibril dalam sifat aslinya yang memiliki enam ratus
sayap yang hampir menutupi ufuk. Bentuk para malaikat terkadang berubah
dari bentuk aslinya atas izin Allah. Contohnya adalah Jibril yang datang
menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyerupai
laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya.
Kita juga mengimani sifat malaikat yang berupa
sifat khuluqiyah, yaitu berupa sifat-sifat kebaikan seperti yang Allah
firmankan,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ
لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ {6}
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bhan bakarnya adalah manusa dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kesar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan” (QS. At Tahriim: 6)
لاَيَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ {27}
“Mereka
(malaikat-malaikat) itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. Al Anbiyaa’:27).
Malaikat
dan Tugasnya
Sebagian malaikat memiliki tugas khusus yang Allah berikan
kepada mereka, di antaranya:
Malaikat Jibril memiliki tugas khusus menyampaikan wahyu
Allah kepada para Nabi dan Rasul.
Malaikat Mikail bertugas mengatur hujan dan
tumbuh-tumbuhan.
Malaikat Isrofil bertugas meniup sangkakala ketika datang
hari kiamat dan saat kebangkitan manusia.
Malaikat maut bertugas mencabut nyawa seseorang ketika ajal
menjemput.
Malaikat yang bertugas menjaga surga dan neraka.
Dua malaikat yang berada di sisi kanan dan kiri manusia yang
mencatat amal manusia.
Dua malaikat yang mendatangi ketika seseorang sudah di alam
kubur, dan bertanya kepadanya tentang siapa Rabbnya, siapa Nabinya, dan apa
agamanya. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsamin)
Inilah di antara beberapa malaikat yang memiiliki tugas
khusus yang Allah dan Rasul-Nya telah kabarkan kepada kita. Kewajiban kita
adalah mengimani hal tersebut . Sementara yang tidak ada perinciannya maka kita
beriman secara global tentang tugas-tugas dan amalan para malaikat Allah.
Berapakah Jumlah Malaikat?
Masih segar dalam ingatan penulis, ketika masih duduk di
bangku Sekolah Dasar mendapatkan penjelasan bahwasanya jumlah malaikat itu ada
sepuluh. Benarkah demikian? Yang benar, jumlah malaikat tidak terbatas hanya
sepuluh. Jumlah mereka sangat banyak, hanya Allah yang mengetahuinya.
Allah Ta’alaberfirman,
وَمَايَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلاَّهُوَ
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu (yakni
malaikat) melainkan Dia sendiri” (QS. Al Mudatsiir:31).
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat
dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah adalah sebuah hadist
shahih yang berkaitan dengan baitul makmur, bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang
ketujuh setentang dengan ka’bah di bumi, setiap hari dikunjungi sebanyak tujuh
puluh ribu malaikat , kemudian mereka tidak akan kembali lagi.” (H.R Bukhari
dan Muslim). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, Syaikh Abdullah
al Fauzan).
Keutamaan Malaikat
Malaikat-malaikat Allah memiliki beberapa keutamaan, di
antaranya:
[1]. Allah Ta’ala meng-idhofah-kan (menyandarkan)
malaikat kepada Allah dengan idhoofatu tasyriif(penyandaran yang
menunjukkan kemuliaan), seperti dalam firman-Nya,
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ
وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ {98}
“Barangsiapa yang menjadi musuh
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka
sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS. Al Baqoroh:98)
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ
وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ{285}
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan
rasul-rasul-Nya…” (QS. Al Baqoroh 285). Karena malaikat disandarkan pada
Allah yang Maha Mulia, inilah yang menunjukkan kemuliaannya.
[2]. Allah menggandengkan persaksian para malaikat dengan
persaksian Allah, dan shalawat para malaikat dengan shalawat Allah, seperti
dalam firman-Nya,
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ
وَأُوْلُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا بِالْقِسْطِ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ {18}
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang
yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan yang berhak
disembah melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali
Imron: 18)
[3]. Allah menyifati para malaikat dengan mulia dan
kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ
مُّكْرَمُونَ {26}
“Dan mereka berkata:”Tuhan Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai )anak. Maha Suci Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu)
adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. Al Anbiyaa’: 26)
[4]. Allah menyifatinya dengan ketinggian dan kedekatan,
sebagaimana dalam firman Allah,
يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ {21}
“ Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang
didekatkan kepada Allah.” (QS. Al Muthaffifin:21)
Dan masih banyak keutamaan lainnya. (Lihat Al Irsyaad
ilaa shohiihil I’tiqaad, Syaikh Shalih Al Fauzan).
Buah Keimanan Kepada Malaikat
Keimanan seorang mukmin yang benar terhadap malaikat akan
membuahkan hal-hal berikut ini.
Menambah ilmu tentang keagungan, kekuatan, dan kekuasaan
Allah Ta’ala. Karena keagungan makhluk (malaikat) menujukkan keagungan
penciptanya.
Bersyukur kepada Allah terhadap penjagaan-Nya terhadap
manusia, karena di antara malaikat ada yang bertugas menjaga mereka, mencatat
amal-amal mereka, serta memberikan maslahat-maslahat (manfaat) yang lainnya
bagi mereka.
Muncul kecintaan kepada malaikat disebabkan ketaatan mereka
beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu
‘Utsamin)
Demikian bebrapa penjelasan mengenai keimanan yang benar
terhadap para malaikat Allah. Semoga dapat menambah ilmu dan menambah keimanan
kita. Wallohul musta’an.
__________________________________________________
__________________________________________________
Penulis: Abu
‘Athifah Adika Mianoki
Dari artikel
'Keimanan
yang Benar Terhadap Malaikat Allah — Muslim.Or.Id'
0 Comments for "Keimanan yang Benar Terhadap Malaikat"